[REVIEW] SPSS UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS


[REVIEW] SPSS UNTUK PENGUJIAN HIPOTESIS


Assalamualaikum Wr.Wb.
안녕하세요..
  • Uji Hipotesis Satu Sampel

Untuk menguji hipotesis, langkah pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan hipotesis. Rumusan hipotesis akan menentukan jenis alat analisis yang digunakan dan model pengambilan keputusan yang merupakan tahap yang kedua, yaitu menentukan jenis uji statistik. Model pengambilan keputusan yang akan digunakan meliputi model satu sisi atau dua sisi.
Tahap ketiga dari pengujian hipotesis adalah menentukan titik kritis untuk pengambilan keputusan. Pada uji hipotesis, untuk menentukan apakah kita menerima atau menolak hipotesis, kita menggunakan perbandingan hasil perhitungan dengan tabel yang merupakan titik kritis pengambilan keputusan.
Tahap berikutnya dari pengujian hipotesis adalah menghitung nilai uji statistik. Untuk menghitung nilai uji statistik ini kita harus menghitung nilai statistik sebagai perbandingan dengan titik kritis pengambilan keputusan.
Tahap akhir dari pengujian hipotesis adalah membuat keputusan secara statistik dan menginterpretasikan hasilnya. Pada tahap ini kita akan membandingkan antara nilai statistik hitung dengan nilai statistik tabel. Pada pengujian dengan computer, pengambilan keputusan ini akan ditunjukkan dengan nilai probabilitas (P) atau nilai signifikasi (Sig). jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih besar dari nilai alpha, maka keputusan yang diambil adalah menerima H0. Sedangkan jika nilai probabilitas atau signifikansi lebih kecil dari nilai alpha, maka keputusan yang diambil adalah menolak H0.
Uji satu sampel untuk rata-rata digunakan untuk menguji rata-rata sampel apakah sesuai dengan rata-rata populasi. pengujian ini dilakukan untuk memperoleh keyakinan atas nilai rata-rata suatu sampel. Misalkan dari hasil perhitungan terhadap rata-rata skor ujian TOEFL mahasiswa dengan menggunakan sampel mahasiswa Fakultas Ekonomi diperoleh skor rata-rata 415. Dengan hasil ini kita perlu meyakini apakah rata-rata skor TOEFL seluruh mahasiswa universitas, jika hasil dari penelitian terhadap skor TOEFL rata-rata mahasiwa adalah 390.
Data nilai skor TOEFL mahasiswa semester akhir Fakultas Ekonomi
No
Nilai Skor TOEFL
1
412
512
480
550
2
423
325
463
420
3
392
452
295
365
4
425
444
420
425
5
450
366
512
480
6
380
385
560
350
7
385
412
322
525
8
440
423
420
510
9
465
440
380
369
10
344
426
395
390

Dari hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa rata-rata skor TOEFL mahasiswa untuk seluruh mahasiswa universitas adalah 415 dengan deviasi standar 55. Dari hasil tersebut, ujilah apakah benar pernyataan bahwa rata-rata TOEFL mahasiswa adalah 415.
Jawab
            Rumusan hipotesis dari pengujian ini adalah:
            H0:  = 415
            Ha:  ≠ 415


  • Uji Satu Sampel untuk Rata-rata dengan Aplikasi SPSS

Dari data di atas, misalkan kita tidak mengetahui varians dari populasi, maka uji yang kita gunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji rata-rata satu sampel jika jumlah sampel kurang dari 30 atau varians dari populasi tidak diketahui. Tahap-tahap pengujian dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
1.      Masukkan data skor TOEFL tersebut dalam jendela Data View SPSS, dengan cara yang sama di mana semua data dikelompokkan dalam satu variabel. Beri nama variabel dengan Skor, kemudian isi Label dengan Skor TOEFL Mahasiswa.
2.      Dari menu Analyze, pilih menu Compare Means, kemudian pilih One-Sampel T Test sehingga keluar jendela berikut.
3.      Masukkan variabel skor TOEFL mahasiswa dalam kolom Test Variable.
4.      Abaikan menu yang lain.
5.      Klik tombol Ok

Hasil print out SPSS adalah sebagai berikut

Dari hasil tersebut terlihat bahwa nilai t adalah sebesar 0,852. Dengan membandingkan dengan nilai t tabel dengan alpha 5% uji dua arah dan df  sebesar 3939 diperoleh nilai t sebesar 2,043 atau sebesar 1,96 jika tabel t Anda terbatas sampai angka 30. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa kita menerima H0 yang menyatakan bahwa rata-rata skor TOEFL sebesar 415.


  •  Uji Hipotesis Dua Sampel

Manager Penjualan PT. Duta Makmur ingin mengetahui apakah ada perbedaan prestasi penjualan roti rasa durian berdasarkan tingkat pendidikan salesman.

No
Pendidikan Sales
Rasa Durian
1
Sarjana
300
2
Sarjana
320
3
Sarjana
324
4
Sarjana
315
5
Sarjana
400
6
Sarjana
420
7
Akademi
398
8
Akademi
375
9
Akademi
364
10
Akademi
325
11
Akademi
410
12
Akademi
425

Penyelesaian:
1.      Masukkan data dalam cell
2.      Klik Variable View, masukkan variabel yang dibutuhkan seperti yang terlihat pada gambar
3.      Klik Data, input data ke dalam jendela Editor, pada variabel Salesman masukkan data sesuai kode berikut:
1 = salesman-sarjana 2 = salesman-akademi

Catatan: Perhitungan dalam SPSS selalu untuk tipe data numerik. Untuk itu, variabel salesman harus dijadikan numerik.

4.      Dari menu utama, pilih Analyze > Compare Means > Independent-Samples T Test. Muncul kotak dialog gambar
5.      Masukkan variabel Durian pada Test Variable(s).
6.      Grouping Variable, pengelompokan ada pada variabel Salesman, maka masukkan variabel Salesman.
7.      Klik pada Define Group, seperti gambar.
Untuk Group 1 isi dengan 1, yang berarti berisi tanda 1 atau ”salesman-sarjana”.
Untuk Group 1 isi dengan 2, yang berarti grup berisi tanda 2 atau “salesman-akademi”.
8.      Setelah selesai, pilih Continue > OK maka keluarannya sebagai berikut: 
Kesimpulan: Dengan 0.05 untuk kasus di atas diketahui nilai t-tabel adalah -1.812. Karena pada keluarannya diperoleh t-hitung = -1.439 > t-tabel = -1.812 maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara prestasi penjualan roti durian dengan tingkat pendidikan salesman.
Catatan: Penarikan kesimpulan pengujian hipotesis dengan software SPSS menggunakan statistik uji t, karena output SPSS tidak menampilkan P-value.


  •  Uji t Dua Sampel yang Berpasangan Menggunakan SPSS

Produsen Obat diet ingin mengetahui apakah obat yang diproduksinya mempunyai efek terhadap penurunan berat badan konsumen. Sebuah sampel yang terdiri dari 10 orang masing-masing diukur berat badannya, kemudian setelah sebulan meminum obat tersebut, kembali diukur berat badannya.Ujilah pada taraf nyata sebesar 10% apakah obat diet tersebut berpengaruh terhadap penurunan berat badan.
1.      Masukkan data dalam cell.
2.      Dari menu utama, pilih Analyze > Compare-means > Paired-Samples T test.
3.      Pindahkan variabel sebelum dan sesudah ke kotak Paired variables dengan mengklik dua kali pada variabel tersebut
 
4.      Klik OK, maka hasilnya sebagai berikut

Hipotesis:
H0 : μsesudah - μsebelum = 0
Ha : μsesudah - μsebelum ≠ 0
Hipotesis awal (H0) mengatakan bahwa rata-rata berat badan sebelum minum obat sama dengan rata-rata berat badan sesudah minum obat. Sebaliknya, Hipotesis alternatif mengatakan bahwa rata-rata berat badan sebelum minum obat tidak sama dengan rata-rata berat badan sesudah minum obat.

Daerah penolakan:
Uji 2 arah: 
Tolak H0 apabila |t| > tα/2,n-1  atau Pvalue < α 
H0 ditolak apabila t > tα/2,n-1 atau jika t bernilai negatif apabila t < -tα/2,n-1 

Kesimpulan: Dari keluaran di atas diperoleh nilai statistik uji t = 1.646. Dengan taraf nyata sebesar 10 % dan derajat bebas n-1=10-1=9 , diperoleh tα/2,n-1 = t0.05,9 = 1.833. Karena t < t0.05,9 (1.646 < 1.833) maka terima H0. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara berat badan konsumen sebelum dan sesudah meminum obat diet. Yang berarti bahwa obat diet tersebut tidak mempunyai efek untuk menurunkan berat badan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini